Sebuah
kata terlontar begitu saja. Hati siapa yang tau, tak mampu membohongi diri sendiri,
tak mampu untuk menyembunyikan semua ini. Memilih untuk bertemu, dan memilih
untuk menghapus dia dari ingatan selamanya. Perjalanan yang begitu panjang,
komitmen yang begitu berat, semua harus dijalani dengan penuh ikhlas.
Kegalauan
masih melanda seseorang di sudut sana, menyalakan lilin harapan untuk hidupnya.
Hidup tidaklah sempurna, lilin harapan itu terombang ambing oleh angin yang
kencang dan itu artinya cobaan kembali datang untuknya. Ketika... Cinta itu
datang dari sesorang yang belum halal untuknya, ketika benteng pertahannya
diserang, meski Cinta adalah fitrah manusia, dan itu akan menjadi bencana
ketika sebuah komitmen yang menjadi tembok tinggi pertahanan kita harus runtuh
karena hati yang tak mampu dikendalikan. “Saya suka, saya senang,” kata yang
terlontar tak sanggup menyembunyikan hatinya yang sedang berbunga, ya,
begitulah ungkapan mereka yang sedang dilanda cinta, tapi itu belum pantas bagi
dia yang belum halal untuk mereka. “Ya Allah, kuatkanlah hati-hati hambamu yang
tak mampu mengontrol hatinya, kuatkan ia Ya Allah, bantulah ia membangun
benteng pertahanan yang kuat, agar komitmennya terjaga untuk dia, untuk imamnya
kelak.”
Bahagia
punya mereka yang selalu ada untuk mendengar keluhanku, bahagia dengan mereka
yang selalu menguatkan dan mengingatkanku untuk tetap Istiqomah, untuk tetap
bertahan di benteng yang telah kubangun. Saling mengingatkan dengan mereka,
saling menguatkan. Kata yang tak akan pernah kami lupa, , “jangan Off Side”
Semua
akan baik-baik saja, keputusan yang tepat untukmu para pemudi agar selalu menjaga
benteng pertahanannya meski deraan terus menimpa. Cinta akan meruntuhkan
pertahananmu, menghancurkan benteng yang susah payah kau bangun.
.............KEEP ISTIQOMAH........
Ketika .... ketika...
ketika cinta menjadi bencana bagi mereka yang runtuh pertahanannya