Jumat, 17 Januari 2014

Nadi Kehidupan #Kerindual



Kristal bening ini telah membuncah, Kerinduan yang sangat mendalam, Tetesan Embun yang menjadi nadi kehidupanku
Langit malam, adakah kau mengerti apa yang kurasakan saat ini?

Dalam lamunanku, teringat sosok polos, sosok yang selalu ada dalam hari-hariku, tiba-tiba menghampiriku.
“Kak Rizki, mau pulang? Lebaran di sini saja kak, kami rindu kakak, tinggal di sini saja ya?”
Pertanyaan yang hanya mampu kujawab dengan seutas senyum sembari berkata “Insya Allah, nanti kalo kakak punya rezeki, punya kesempatam, kakak nanti jalan-jalan ke sini lagi.”
Muka polos itu mulai melemas, hati ini berusaha kukendalikan, membantuku menahan kristal bening itu untuk tetap berada di peraduannya.

Malam ini, langit malam tanpa kilaua cahaya bulan, malam yang kehilangan bintang kecil di sana, malam yang kehilangan pesonanya, mendamba kehadiran bulan dan bintang. Tapi, malam, sekarang kau tak sendiri dalam kegalauan itu,  kegalauan  yang sama mulai melanda sosok perempuan itu di sudut jendela keheningan malam. Kerinduan yang dia rasakan tak terelakkan, kristal bening yang sedari tadi ia tahan pun keluar dari peraduannya, membuncah tak terelakkan. Tersadar, sekarang waktu dan jarak menjadi pemisah bagi kita.
Tiga bulan lamanya, perpisahan yang terjadi membuatku memanggil memori indah yang telah kurapikan, kerinduanku pada mereka, kepada keluarga baruku di sana, keluarga kecil nan hangat. Detik demi detik, menit berubah menjadi jam, jam berubah menjadi hari, siang dan malam pun silih berganti. Sebulan bukan waktu yang cukup bersama mereka, kehangatan keluarga kecil itu sangat melekat indah dalam alam sadarku. Agustus, yah, bulan itu menjadi saksi perpisahan kita, bulan itu menjadi penutup akhir cerita kita.
Menjelajah memori indah yang pernah ada, mengingat semua kenangan yang kita buat.
Adakah waktu bagi kita untuk selalu bersama?
Menghapus jarak dan waktu yang menjadi pemisah.
Adakah kalian merasakan hal yang sama?
Indah, terlalu indah. Berharap ada mesin waktu, kembali ke masa itu, masa kita bersama, menguak kembali cerita yang pernah di buat. Langit malam, kuharap kau menemaniku malam ini, menghela kerinduaku pada mereka. Langit malam, jangan pernah bosan dengar keluhaku, keluh kesahku padamu.
Sekarang, langit tak berbintang, tak ada cahaya rembulan, malam sunyi menemaniku di sudut ruang bercelah itu.
Langit malam, tahukah kau kerinduanku saat ini?
Bisakah kau mengintip langit lain di sana?
Bisakah kau menanyakan kabar tentang mereka?
Adakah mereka merasakan apa yang kurasa saat ini?

Langit malam, bantu aku tersenyum malam ini
Bantu aku, menghilangkan kerinduan ini
Langit tak berbintang, aku menunggu jawabanmu
Jangan biarkan kerinduan ini menghanyutkanku

Kerinduan dan hati yang penuh tanya
Langit malam, bantu aku
Kirimkan seseorang malam ini, tuk mengobati kerinduanku

Kerinduan yang kurasakan, luapan hati yang tak terjawab, malam ini, hanya harapan besar yang mampu kuutarakan, berharap sosok polos itu datang dan mengobati kerinduanku #nadi kehidupan