Malam
ini terasa berbeda dari malam sebelumnya. Pikiran yang antah beranta membuatku
tak tahu apa yang harus aku kerjakan. Aku memutuskan untuk berbaring di atas
sebuah kasur yang lusuh di dalam sebuah kamar kos yang hanya berukuran kecil.
Sambil mentap langit-langit kamar, aku memutar memori masa lalu. Tanpa
menyadari air mataku tumpah ruah membasahi bantalku.
Mengingat
seseorang yang pernah mengisi ruang kosong di hatiku, hati ini seperti teriris
sembilu. Sosok yang dulu pernah kukagumi, kusayangi, dan kuhargai telah pergi
bersama mimpinya. Aku telah mengusirnya dari kehidupanku dengan alasan yang tak
masuk akal. Penyesalan mulai muncul. Aku meraih HP yang berada di sisi kananku
dan mengetik pesan
“Ass.. Maaf atas smua salah yang
pernah ku buat, maaf slama ini aku selalu merepotkanmu. Smoga ikhlas
memaafkanku.” #send
Menuggu
HP ku berbunyi dan berharap ada balasan darinya. Karena menunggu terlalu lama,
akupun tertidur. Dalam tidurku, aku memimpikannya. “Aku melihatnya dalam
kondisi yang berbeda saat terakhir kali kami bertemu. Dia sangat kurus, memakai
anting,kalung,dan mengisap sebatang rokok. Aku hanya ternganga melihatnya, dia semakin
mendekat, seketika aku pun ingin berlari namun tanganku tertahan olehnya. Aku
hanya bisa menangis,menangis dan berusaha melepaskan tanganku. Tapi
genggamannya terlalu kuat. Aku hanya pasrah, mendengarkannya berbicara. Aku
hanya bisa terdiam tanpa mengucapkan sekata patah pun padanya.”
Tiba-tiba
aku terbangun. Aku mengambil segelas air untuk melegakan rasa lelahku yang
seperti habis dikejar hantu. Aku ingin nge-cek apakah ada balasan smsnya atau
tidak, sebelum aku menyimpan HP, aku melihat
jam. Ternyata sudah pukul 03.15.
Aku bersegera mengambil air wudhu, lalu shalat lail. Sehabis shalat, aku
menenangkan perasaanku dengan membaca ayat suci Al-Qur’an. Setelah selesai, aku
kembali ke tempat tidurku. Bersandar dan kembali mengingat mimpi itu. Aku hanya
berfikir kalau itu hanyalah hantu yang berusaha menggangguku istrahat.
****
Seusai
shalat subuh, aku ingin melanjutkan tidurku. Entah kenapa, aku memimpikan hal
yang sama. Itu membuat hatiku berdenyut lebih kencang. Pukul 08.50, aku pun
berangkat ke kampus, namun hati dan pikiranku entah ada dimana. Aku hanya
berjalan tanpa peduli apa yang terjadi disekelilingku. Setibanya di kampus, aku
hanya duduk menatap bangku-bangku yang masih belum terisi, padahal kuliah
dimulai pukul 09.15. Tanganku meraih remot AC dan menyalakannya, aku melihat
ada sosok hitam di depanku, ini mungkin ilusi yang terlalu tinggi.
Aku
mengotak atik HP.ku dan mengirim pesan ke salah no,yang ada di kontakku. Dia
adalah sahabatku. Aku menceritakan apa yang saya alami. Pada saat kuliah
dimulai, aku tidak focuss dengan kuliah karena mimpiku yang sangat buruk yang
merusak hariku dan mengganggu pikiranku.
Malam harinya, salah satu temanku
datang dan dia juga sahabat dari kepingan masa laluku. Aku menceritakan mimpiku
padanya. Saya salut dengan nasehatnya dan membuat saya juga berfikir positif
tentang mimpi yang aku anggap buruk. Aku menceritakan semua apa yang kurasakan
padanya. Aku memutuskan untuk kembali mengiriminya pesan, meskipun
pesan-pesanku sebelumnya tak ada yang dia respon. Aku tetap mencoba berfikir
positif dan melawan pikiran-pikiran negative itu muncul.
***
Setelah
hari yang berat itu kulalui, aku berusaha menggunakan setiap waktu kosongku
dengan berdiskusi dengan teman-temanku. Kami mengisi semua waktu dengan
kegiatan yang bermanfaat untuk meraih mimpi kami, menjadi seorang Researcher.
Kami
pun berusaha sedapat mungkin untuk mewujudkan mimpi itu , kami telah
menghasilkan dua karya. Namun, apa yang telah merasuki pikiranku, saat kami
free melakukan pertemuan ingatanku tentangnya kembali hadir. Hingga suatu
malam, saya kembali memimpikannya. Dalam mimpi itu, saya melihatnya. Dia
tersenyum dan memanggilku untuk datang kepadanya. Tapi saya bingung, saya
melihat ada 3 rumah yang bersambung dan hanya ada 1 rumah yang pintunya
terbuka. Dia menunjukkanku jalan untuk ke tempatnya. Namun, ketika aku berfikir
untuk ke sana, entah apa yang membuatku kembali dan memutar arah, saya tidak
jadi menemuinya. Saat terbangun, aku hanya mencari no.nya yang ada di kontakku.
Aku langsung menghapus no. itu, dan semenjak saat itu aku berjanji pada diri
sendiri, aku tidak akan pernah lagi menghubunginya. Karena aku yakin dengan
mimpiku, itu adalah petunjuk dari Allah untukku yang menunjukkan kalau aku
harus menjauh darinya.
Hari-hari
pun berjalan kembali normal tanpa beban memori tentang dirinya. Perasaanku
kepadanya yang selama 6 bulan sulit untuk kuhapus, sekarang mulai hilang meski
perlahan. Aku terasa bebas dengan ikatan masa laluku yang telah lama menjadi
hantu dalam hidupku, yang membuat dan menguras segala energiku. Namun, ada hal
yang membuatku sulit untuk menghilangkannya seutuhnya dari kehidupanku. Aku
banyak berutang budi dengannya, aku telah merepotkannya hampir 4 tahun dan
sangat tidak manusiawi jika aku akan menghapus semua itu. Aku berharap, suatu
saat nanti saat aku berhasil dan sukses, aku sangat berharap bisa bertemu
denganya meski itu cuma sekali. Aku hanya ingin mengucapkan banyak terima kasih
atas bentuannya dan aku ingin membalas budi baiknya meskipun itu tak sebanding
dengan apa yang dia lakukan untukku. Terima kasih Hantu masa laluku, terimah
kasih atas kepergianmu dari kehidupanku dan terima kasih telah mengajarkanku
kesabaran, kukuatan dan kepercayaan.
****
Tidak ada komentar:
Posting Komentar